Minggu, 16 Januari 2011

PENGUKURAN KINERJA (MANAJEMEN OPERASI)



Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan :
                     1.         Proporsi dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja).
                     2.         Kebutuhan staf (berapa banyak orang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan).
                     3.         Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu mengambil baragam keputusan, dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk membuat sendiri atau membeli).
                     4.         Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa mengerjakan apa dalam satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi).
                     5.         Tingkat produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer dan pekerja tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal).
                     6.         Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberikan insentif yang tepat).
                     7.         Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi)
A.        Pengukuran Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengukuran pekerjaan adalah penetapan waktu yang diperkirakan diperlukan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Standar pekerja yang ditetapkan secara benar, mewakili waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata-rata untuk melaksanakan aktivitas tertentu dibawah kondisi kerja normal.
Tujuan pengukuran kerja Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara :
                1.         Pengalaman masa lalu (historical experience)
Standar masa lalu mempunyai kelebihan, karena secara relative mudah dan murah didapatkan. Walaupun demikian, standar ini tidak objektif dan kita tidak mengetahui keakuratannya, apakah mereka mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau yang buruk, dan apakah kejadian yang tidak biasa terjadi sudah dimasukan dalam perhitungan.

                2.         Studi waktu (time studies)
Merupakan pencatatan waktu sebuah sampel kinerja pekerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan waktu standar. Seorang pekerja yang terlatih dan berpengalaman dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut :
a.       Definisikan pekerjaan yang akan diamati (setelah analisis metode dilakukan).
b.      Bagi pekerjaan menjadi elemen yang tepat (bagian dari pekerjaan yang sering membutuhkan tidak lebih dari beberapa detik).
c.       Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan (jumlah siklus atau $sample yang dibutuhkan).
d.      Hitung waktu dan catat waktu elemen serta tingkat kinerja.
e.       Hitung waktu siklus rata-rata. Waktu siklus pengamatan rata-rata (average observed cycle time) merupakan rata-rata aritmetika dari waktu setiap elemen yang diukur, yang disesuaikan dari pengaruh yang tidak biasa untuk setiap elemen :
Waktu siklus pengamatan rata-rata =
(jumlah waktu yang dicatat untuk melaksanakan setiap system)
jumlah siklus pengamatan
Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal untuk setiap elemen. Yaitu waktu pengamatan yang disesuaikan lajunya.
Waktu normal = (waktu siklus pengamatan rata-rata) X (faktor peringkat)
Tingkat kinerja menyesuaiakan waktu pengamatan dengan waktu yang diharapkan dapat dikerjakan oleh seorang pekerja normal.
f.       Tambahkan waktu normal untuk setiap elemen, untuk mendapatkan waktu normal total bagi pekerjaan tersebut.
g.      Hitunglah waktu standar (standard time). Penyesuaian ke waktu normal total memeberikan kelonggaran seperti kebutuhan pribadi, keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan, dan kelelahan.
Waktu standar          =          Waktu normal total
                                              1 – faktor kelonggaran
                                                           
                3.         Pengambilan sampel kerja (work sampling).
Memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja paa beragam pekerjaannya. Kegunaan utama dari work sampling adalah untuk mengetahui ratio kelambatan, yang menggambarkan persentase dari waktu tenaga kerja atau mesin terlambat atau nganggur dan untuk menganalisa pekerjaan yang tugasnya bukan repetitive. Prosedur pengambilan sampel kerja dapat diringkas menjadi lima langkah antara lain :
a.       Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter (sepert perhitungan persentase waktu sibuk seorang pekerja).
b.      Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan.
c.       Buat jadwal untuk mengamati pekerjaan pada waktu yang layak.
d.      Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja.
e.       Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka (biasanya dalam persentase).
Pengambilan sampel kerja menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan metode studi waktu. Pertama, pengambilan sampel kerja menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan metode studi wakrtu. Kedua, Pengamat tidak membutuhkan pelatihan yang khusus dan tidak diperlukan dapat ditunda kapan saja dengan menghasilkan sedikit dampak pada hasil. Ketiga, Penelitian sampel kerja dengan menghasilkan sedikit dampak pada hasil. Keempat, prosedur yang ada hanya sedikit mengganggu dan karenanya tidak menyebabkan pekerjaan.
Kelemahan dari pengambilan sampel kerja adalah (1) tidak membagi elemen kerjaselengkap studi waktu, (2) pengambilan sampel kerja dapat menghasilkan hasil yang biasa atau tidak benar, jika pengamat tidak mengikuti rute perjalanan dan pengamatan yang acak, dan (3) karena tidak mengganggu, pengambilan sampel kerja cenderung kurang akurat, terutama saat pekerjaan yang diamati meiliki waktu siklus pendek.
Standar pekerja dibutuhkan untuk sebuah sistem operasi yang efisien. standar pekerja dibutuhkan bagi perencanaan produksi, perncanaan pekerjaan, pembuatan anggaran, dan mengevaluasi kinerja. Standar pekerja juga dapat digunakan sebagai dasar sistem insentif. Mereka digunakan baik di pabrik dan kantor.
B.        Data Historis
            Untuk melaksanakan study waktu dengan stopwatch ada beberapa kendala antara lain, tenaga kerja yang sering tidak suka dijadikan subjek dari study dan sering menunjukkan sikap yang tidak kooperatif serta sulitnya melakukan pembobotan pekerjaan.  Namun demikian, penggunaan waktu historis mempunyai beberapa kelemahan antara lain sulit untuk menggunakan waktu historis ini untuk membuat waktu standar secara abstrak tanpa melakukan study waktu.
C.        Data Standar atau Data Waktu Standar yang Ditetapkan Sebelumnya
Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Beberapa perusahaan menggunakan sebuah perpaduan dari penelitian menggunakan stopwatch dan standar waktu yang telah ditentukan, terutama di saat mereka bertujuan untuk menguji hasil yang didapatkan.
D.        Learning Curve
            Learning curve atau yang kadang-kadang sering disebut sebagai improvement curve adalah gambar atau grafik  yang menggambarkan fakta bahwa jika pekerja melakukan tugasnya berulang-ulang, maka prestasi mereka akan meningkat. Dasar pemikiran dari learning curve adalah bahwa perbaikan terjadi karena para pekerja belajar bagaimana melakukan pekerjaan lebih baik dengan menghasilkan produk yang lebih banyak. Learning curve dapat membantu manajer memproyeksikan tenaga kerja dan kebutuhan anggaran dalam rangka mengembangkan rencana jadwal produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar